
Dikenal sebagai salah satu pelukis paling innovative di abad ke-19, Edgar Degas sering mengombinasikan teknik lukis tradisional dengan teknik yang unorthodox. Dalam komposisi “Ballet at the Paris Opéra”, sang artist dengan kreatif menggabungkan teknik monotype, yang jarang digunakan saat itu, dengan medium pastel yang rapuh. Dideskripsikan sebagai “the powder of butterfly wings,” pastel merupakan medium sempurna untuk mengilustrasikan metamorphosis dari para penari Ballet muda di atas panggung, sebuah visi akan keindahan yang sempurna dalam waktu singkat, layaknya kupu-kupu.
Lukisan ini merupakan karya terbesar Degas yang di eksekusi di atas plat monotype yang luas, menampilkan karakteristik Degas dalam komposisi dan sudut pandang, yang secara efektif memberikan kesan dekat dengan apa yang digambarkan dalam lukisan karya Degas. The Paris Opéra merupakan sekolah resmi yang termasuk dalam the first state-supported ballet, the Académie Royale de Danse, didirikan oleh Louis XIV pada tahun 1661.
Trackbacks and pingbacks
No trackback or pingback available for this article.
Leave a reply