
Lukisan ini mengilustrasikan sebuah kisah dalam Alkitab dari Injil Yohanes pasal 21. Setelah kebangkitannya, Kristus menampakkan dirinya di hadapan para Rasul yang sedang memancing di Galilea. Drama dari kejadian supernatural dimana Kristus menampakkan dirinya setelah akhir dari hidupnya di dunia, sangat cocok dengan style khas Tintoretto. Figur Kristus tampak hampir transparan, kakinya tidak meninggalkan jejak di tanah, permukaan air yang gelap yang ditimpa sedikit cahaya mulai menggelora, seluruh komposisi dan palet warna lukisan ini seperti ingin memberikan kesan kegelisahan atau kegundahan seperti para Rasul yang awalnya tidak mengenal Kristus.
Sekitar tahun 1545, seorang pelukis terkemuka di kota Venice, Titian, mulai menghasilkan karya-karya yang exclusive untuk klien-klien asing, ia memberikan kebebasan kepada asosiasi-asosiasi agama dan kemasyarakatan untuk memesan lukisan karya artist-artist selain dirinya. Hilangnya dominasi Titian, memberikan banyak kesempatan kepada para pelukis-pelukis muda untuk mengembangkan style melukis khas mereka masing-masing dengan bebas. Bagi Tintoretto, hal tersebut sangat membantunya untuk mengembangkan dan melukiskan sebuah komposisi penuh drama dengan palet warna dan teknik pencahyaan khas miliknya yang pada saat itu dengan extreme memberikan pengaruh kepada pelukis muda Venetian, pada masa-masa tersebutlah Tintoretto berhasil mengesankan pelukis El Greco saat kunjungannya ke Italia.
Trackbacks and pingbacks
No trackback or pingback available for this article.
Leave a reply